Sabtu, 15 Juni 2013

It's Not Skinship Chapter 1

IT'S NOT SKINSHIP chapter 1

AUTHOR : Marlina Fitriya (@marlinaFLK)
MAIN CAST :
Kim Myungsoo “INFINITE”
Bae Suzy “MISS A”
Lee Gikwang “BEAST”
Han SeungYeon “KARA”
Nam Woohyun “INFINITE” as Bae Woohyun

OTHER CAST :
Kim So Hyun as Gikwang’s Dongsaeng
Joo Hye Rin as Gikwang’s Dongsaeng
Jung Hye Young as Gikwang’s Eomma
Lee Ri Ah as Suzy’s Chingu
Lee Yeon Hee as Suzy’s Chingu
Kim Sun Ah as Suzy’s Seosangnim
dan cast lain yang bisa muncul tiba-tiba dalam cerita

GENRE : Sad, Romance
RATING : PG 16
LENGTHS : Chapter
Ini adalah ff pertamaku yang aku pos di blog. Ide alur cerita ini muncul udah lama banget. Tapi karena buat blognya baru, jadi ya baru di pos sekarang. Sebelumnya ff ini hanya jadi bahan bacaanku. Tapi setelah melalui pemikiran panjang, aku putuskan uuntuk membuat blog agar ff ini juga bisa dibaca para myungzy shipper. Untung-utung kalau bisa membuat myungzy shipper bahagia kan juga bisa dapet pahala...hehehe

Cast yang tercantum adalah milik Tuhan, orang tua dan managemen mereka. Author hanya meminjam untuk kepentingan cerita. Sedangkan cerita adalah milik author. Jika ada nama, tempat, judul, alur dan cerita itu hanyalah suattu kebetulan tanpa kesengajaan karena cerita ini bersumber dari imajinasi author.


-----“IT’S NOT SKINSHIP”----

Author’s POV

Nan maeumi yakhaeyo oeroundo manha
gakkeum honjaseo ulgido haeyo
naneun babora hanabakke mollayo
sarangeul julsu isseodo beorineun beobeun moreujyo

Nan gasiga manhayo geuraeseo sangchega manha
ireon narana julsuinnayo
gidaegosipeo geudaeui pum aneseo
beorigo beoryetdeon naui sarangedeul dasihanbeon mitgosipeo

Nunmuri manhaseo sarange geobi manhaseo
geudael ape dugo hangeoreumdo motga
jeongmal nal saranghandamyeon dallyeowa nareul anajwoyo
nan bolsu eobtjyo nunmuri manhaseo

Nan bimiri manhayo geuraeseo geojitdo manha
ireon narado ihaehanayo
jiugo sipeo dasi dolligo sipeo
sogigo sogatdeon jinan sarangeul dasihanbeon itgosipeo

Nunmuri manhaseo sarange geobi manhaseo
geudael ape dugo hangeoreumdo motga
jeongmal nal saranghandamyeon dallyeowa nareul anajwoyo
nan bolsu eobtjyo nunmuri manhaseo

Barami bureo wayo nan salmyeosi nuneul gamatjyo
geudaehyanggi neukkyeojineunde
eodie seo innayo nareul bogo innayo
naega wonhae geudaereul wonhae

Nunmuri neomchyeoseo sarange geobi neomchyeoseo
geudael ape dugo araboji motae
jeongmal nal saranghandamyeon dallyeowa nareul anajwoyo
nan bolsueobtjyo nunmuri manhaseo

Geudae soneuro nae nunmul dakkajwoyo...

( TOO MUCH TEARS - BAE SUZY )

Nyanyian yang begitu lembut memenuhi ruang musik salah satu sekolah terbaik di Korea. Seoul International High School terkenal dengan sekolah yang memiliki prestasi segudang dan murid yang memiliki keahlian yang tak perlu dipertanyakan. Salah satunya adalah yeoja yang jari-jemarinya masih sibuk menekan tuts piano hingga membentuk rangkaian nada yang indah. Yeoja ini dipercaya untuk merebut piala pada School Festival Music yang tak pernah lepas dari genggaman Seoul International High School. Dia adalah......

“Bae Suzy, permainan pianomu semakin luar biasa. Perpaduan melodi yang indah dan suara lembut pasti akan membius seluruh penonton di malam festival nanti,” puji Kim Seosangnim sambil bertepuk tangan saat Suzy baru saja menyelesaikan lagu yang ia nyanyikan.

“Gomawo, seosangnim. Aku tahu aku selalu terlihat luar biasa saat bernyanyi. Jadi tak perlu memujiku seperti itu karena aku sudah terlalu sering mendengarnya.” Rasa percaya diri itu memang tak pernah terlepas dari sosok yeoja berambut bergelombang ini.

“Cihhh,,tingkat percaya dirimu benar-benar sudah akut. Aku menyesal telah memujimu,” ucap Kim Seosangnim sambil mempautkan bibirnya.

“Seosangnim, jangan kau buat bibirmu seperti itu.” kata Suzy dengan ekspresi tak suka.

“Wae?” tanya Kim Seosangnim sambil mendekatkan wajahnya ke wajah Suzy. Suzy menjauhkan tubuhnya dan menuju kursi yang terdapat tasnya.

“Kau terlihat jelek, seosangnim. Aku kasihan jika kau semakin jelek dan tua, kau tak akan mendapatkan jodoh. Aku sangat kasihan melihat kau menjadi perawan tua.”

Suzy segera berlari meninggalkan ruangan itu sebelum ruangan itu terbakar oleh api yang dikeluarkan Kim Sun Ah, salah satu seosangnim di Seoul International High School.

“Yak! Suzy-shi. Beraninya kau mengatakan hal tersebut pada seosangnimmu. Dasar murid tak punya sopan santun. Lihat saja nanti, pasti aku akan mendapatkan namja seperti Brad Pitt,” teriak Kim Seosangnim yang terlihat sangat kesal.

Pertengkaran antara guru dan murid ini akan selalu terjadi. Jangan heran jika selalu mendengar kata pedas terlontar dari mulut Suzy untuk seosangnimnya tersebut. Bukan  berarti Suzy murid yang tak punya sopan. Tapi karena hubungan mereka yang terlalu intim menyebabkan hubungan guru-murid berubah menjadi sahabat.



-----“IT’S NOT SKINSHIP”----

Suzy’s POV

Aku terus memandangi jam yang melingkar di tanganku. Sudah 10 menit, aku menunggu namja itu. Namun sampai saat ini belum terlihat batang hidungnya. Tak biasanya, namja itu telat menjemputku. Biasanya 20 menit sebelum latihanku selesai, namja itu sudah terlihat di pojokan ruang musik sambil menikmati lagu yang ku nyanyikan. Namun hari ini, aku harus rela menunggu kedatangannya di depan gerbang sekolah.

Tak lama kemudian, aku melihat mobil Audy merah menuju kearahku. Awas saja ‘Pelvic Bone Kwang’, aku tak akan segan-segan memarahimu.

“Yak! Kau kemana saja. Kenapa baru datang, hmm? Darahku hampir sudah habis dihisap nyamuk jika kau tak segera datang,” teriakku begitu dia turun dari mobil tersebut. Gikwang pun segera menutup telinganya.

“Maafkan aku. Oh ya, aku punya sesuatu untukmu.” Dia kemudian kembali lagi kedalam mobil. Sementara mimik kesalku belum hilang dari wajahku.

“Tarra..permen kipas. Aku membelikan ini hanya untuk Bae Suzy seorang.” Gikwang memberikan permen kipas itu padaku. Dia sangat tahu jika permen kipas selalu bisa merubah mood ku menjadi baik. Seketika kekesalanku padanya pun menghilang.

“Gomawo, Kwangi.” Aku pun menunjukan senyum termanisku.

“Neumo yeoppo,” katanya sambil mencubit pipiku.

“Appo,” aku melepaskan tangannya dari pipiku. “Jangan kau kira dengan permen kipas ini, aku akan memaafkanmu.”

“Aku kira dengan menunjukan senyum manismu tadi kau sudah memaafkan aku,” ucap Gikwang dengan tidak bersemangat. Aku tersenyum saat meilhat dia mempautkan pipinya. Benar-benar lucu.

“Temani aku makan, nde? Setelah itu, aku pasti akan memaafkanmu.”

“Tapi kau kan yang akan membayar makanannya?”

“Ani, kau yang akan membayarnya.”

“Yak! Bae Suzy, apa kau tega mengambil jatah eomma dan dua adikku yang cantik-catik itu. Aku bahkan mendapat uang dari appamu.”

“Arasso. Makanlah sepuasnya aku yang akan membayarnya.”

Lee Gikwang, nama lengkap namja itu. Namja cool namun tak terlalu tinggi itu. Dia adalah sahabat terbaikku. Selain itu, dia adalah orang yang siap mengantarku 24 jam. Bukan karena dia tak punya pekerjaan lain tapi itulah pekerjaannya, menjadi supir pribadiku. Aku tak pernah memperlakukan dia sebagai seorang supir. Dia lebih seperti sahabat terbaikku. Hubungan kami tak seperti atasan dan bawahan. Tapi hubungan ini berjalan layaknya teman sebaya.


Author’s POV

“Tak biasanya kau terlambat menjemputku,” ucap Suzy memulai pembicaraan saat mereka menunggu pelayan mengantarkan pesanan mereka. Mereka kini telah berada di salah satu restoran masakan barat terbesar di korea.

“Woohyun hyung tadi pulang,” jawab Gikwang tak semangat.

“Mwo? Woohyun oppa pulang. Apakah dia terlihat baik-baik saja? Apakah dia menanyakan keadaanku?” tanya Suzy dengan menggebu-gebu.

“Suzy-ah, kau tampak seperti orang yang baru mengenal oppamu itu satu menit yang lalu. Aku heran mengapa malaikat seperti kau dan appamu bisa mempunyai anggota keluarga keturunan penjahat seperti dia.”

“Yak! Jangan menilai oppaku seperti itu.”

“Tapi memang seperti itu kan kenyataannya. Dalam cerita fiksi saja, seorang yang mempunyai hati malaikat, maka anggota keluarganya juga memiliki hati malaikat. Lihatlah cerita Cinderella, Putri Salju dan Rapunzel. Kecuali jika dia oppa tirimu.”

“Dia oppa kandungku. Bagaimanapun keadaannya dia tetap akan jadi oppaku. Aku selalu menyayanginya.”

“Arasso. Woohyun hyung adalah orang yang beruntung memiliki keluarga seperti kau dan appamu. Tapi dia juga namja paling babo yang menyia-nyiakan kasih sayang yang tulus dari kalian.”

“Apa yang Woohyun oppa saat dirumah tadi?”

“Seperti biasa. Dia merusak barang dirumah, meminta uang dan pergi. Harusnya kau sudah hafal kelakuannya.”

“Arasso..” jawab Suzy lemas.

Suzy yang awalnya sangat senang mendengar oppanya pulang, Akhirnya harus menelan kekecewaan lagi. Tak hanya sekali ia merasa kecewa dengan oppa yang sangat ia sayangi tersebut. Dia pun hanya menundukan kepalanya.


-----“IT’S NOT SKINSHIP”----

Author’s POV

“Bae Woohyun,” teriak segerombolan namja yang tak bisa disebut sebagai remaja lagi. Mereka berlari mengejar Woohyun yang tampaknya tak lagi bisa mereka kejar.

“Sial, dia berhasil lolos lagi,” kata namja berkumis yang menjadi ketua dari kelompok ini “Ayo, kita bubar. Kita akan buat pelajaran untuknya besok,” lanjutnya.

Sementara di dalam mobil yang tak jauh dari segerombolan namja tersebut, Woohyun tampak kelelahan sambil mengatur nafasnya. Woohyun tampak lega saat dia tak lagi melihat segerombolan namja yang mengejarnya tadi.

“Huft,,untung saja. Kau memang pintar dalam hal seperti Bae Woohyun,” kata Woohyun bangga. Dia pun menyenderkan kepalanya di jok depan mobil tersebut karena ingin mengembalikan energinya yang habis saat beradu cepat dengan kelompok tadi.

“Yak! Siapa kau? Beraninya kau masuk mobilku,” teriak yeoja yang baru saja membuka pintu mobilnya. “Kau pasti pencuri? Tolong, ada pencuri,” lanjutnya sambil memukuli Woohyun dengan tas yang dibawanya.

“Diamlah. Aku bukan pencuri,” jawab Woohyun sambil membekap mulut dan menahan tangan dan tubuh yeoja cantik tersebut agar tidak berteriak dan memukulnya.

“Mmmmhh...lepas..kan a..ku..” kata yeoja itu dengan kesusahan karena tangan Woohyun tak lepas dari mulutnya.

“Aku akan melepaskanmu tapi berhentilah berteriak.”

“Mmmmhhh,,” jawab yeoja itu sambil menganggukan kepalanya. Woohyun pun melepaskan yeoja itu. “Sebenarnya kau siapa? Kenapa ada di mobilku? Kau pasti pencuri. Mengakulah jika kau itu memang pencuri,” teriak yeoja itu lagi.

“Aku tidak tuli. Kenapa kau terus berteriak? Aku bukan pencuri. Apa wajahku seperti seorang pencuri?”

Yeoja itu menggelengkan kepalanya, pertanda ia menjawab tidak.

“Lalu kenapa kau ada di mobilku?” tanya yeoja tersebut sambil menyipitkan matanya. Tampaknya yeoja ini masih belum percaya dengan Woohyun sepenuhnya.

“Aku tadi hanya bersembunyi.”

“Bersembunyi?”

“Hhmm,,aku bersembunyi dari orang yang menjadi rival bisnis ayahku. Mereka mengejarku dan ingin melukaiku karena appaku berhasil memenangkan tender. Semacam gertakan. Ah, sudahlah aku lapar. Kau harus mentraktir aku makan sebagai ganti kau hampir membuat nama baikku hancur karena kau menyebut aku pencuri.”

“Wae? Kenapa aku harus mentratraktirmu?”

“Apa kau mau aku laporkan ke kantor polisi karena pencemaran nama baik, hmm?”

“Ani. Ani. Baiklah aku akan mentraktirmu. Kajja...”

Yeoja itu menyuruh Woohyun masuk ke mobilnya. Dia pun segera memasuki mobilnya lewat pintu lain.


-----“IT’S NOT SKINSHIP”----

Author’s POV

Yeoja tersebut hanya memandang heran Woohyun yang sedang makan ramen dengan lahap. Aku rasa bukan lahap tapi ia makan seperti orang dikejar anjing.

“Apa kau benar-benar anak seorang pebisnis?” tanya yeoja itu yang tak hentinya menatap Woohyun yang sedang lahap memakan ramennya.

“Wae? Kau tak percaya?” tanya Woohyun yang bahkan tak berhenti memasukkan ramen ke mulutnya.

“Kau seperti orang yang tak diberi makan selama setahun. Aku tak tahu kau memang penggila ramen atau kelaparan.”

“Kau tahu Bae Coorp?”

“Semua orang di Korea pasti tahu Bae Coorp, perusahaan property terbesar di Korea.”

“Aku adalah anak dari pemilik Bae Coorp, Bae Young Jae.”

“Apa kau sedang membuat sebuah lelucon? Ayolah, ini benar-benar tidak lucu.” Yeoja itu pun tertawa lepas.

“Bae Woohyun,” kata Woohyun sambil menunjukan kartu pengenalnya.

Yeoja itu mengambil kartu pengenal itu. “Bae Woohyun, anak Bae Young Jae, Bae Coorp,” kata yeoja itu yang menunjukan ekspresi tak percaya.

“Sekarang kau percaya kan? Terimakasih atas traktirannya.” Woohyun mengacak rambut yeoja yang masih menunjukan ekspresi herannya tersebut lalu beranjak pergi meninggalkannya.


-----“IT’S NOT SKINSHIP”----

Myungsoo’s POV

Kenapa tempat ini seperti lautan manusia? Aku baru saja selesai membuat rekaman lagu untuk album terbaruku. Namun, saat aku melangkahkan kakiku menuju mobilku, banyak sekali wartawan yang sudah berjajar di depan pintu keluar studio musik ini. Tampaknya mereka akan mengulur waktuku untuk segera berbaring nyaman di tempat tidurku. Bahkan ini sudah jam 11 malam, kenapa mereka masih semangat mencari berita?

“Myungsoo-shi, benarkah kau akan mengeluarkan album baru?” tanya salah satu wartawan yang aku lihat dia bekerja di salah satu stasiun televisi terbesar di Korea.

“Saya memang sedang menulis beberapa lagu dan rencananya lagu itu akan menjadi salah satu lagu di album baruku,” jawabku dengan seramah mungkin sambil menunjukan senyum palsuku.

“Kapan album itu akan dirilis?” tanya wartawan perempuan.

“Untuk pastinya, saya tak bisa memberitahukannya. Kemungkinan masih cukup lama karena saat ini saya sedang menyelesaikan syuting drama yang tinggal menyisakan beberapa episode.”

“Berdasarkan beberapa sumber, kemungkinan anda akan melakukan duet dengan penyanyi wanita? Siapakah penyanyi wanita yang akan anda ajak untuk menjadi salah satu pengisi di album anda?”

“Untuk hal tersebut menjadi tanggung jawab managemen sepenuhnya.”

Aku menghela nafas lega saat aku berhasil masuk ke mobilku setelah melewati hadangan mereka. Aku lihat mereka masih berusaha menggali informasi mengenai aku.

“Terimakasih sudah menunjukan perhatian terhadap album baru Myungsoo. Managemen pasti akan mengadakan konferensi pers jika album itu akan dirilis. Mohon dukungannya untuk Myungsoo.”

Kenapa managerku mengucapkan terimakasih? Jelas-jelas para wartawan tersebut sudah mengganggu kenyamananku. Andaikan aku bukan seorang artis, tak segan-segan aku membentak orang-orang yang selalu membawa kamera itu. Managerku pun masuk ke mobil setelah memberikan penjelasan. Tak lama kemudian mobil yang aku naikin melaju meninggalkan sekumpulan pencari berita itu.

“Paman, kenapa mereka ada di depan studio? Benar-benar mengganggu,” kataku dengan kesal.

“Aku tak tahu. Ini diluar perkiraanku,” jawab pamanku yang sekaligus menjadi managerku. Kim Soohyun, manager yang sering membuatku kesal. Namun berkat dialah aku menjadi sesukses ini.

“Ini untuk terakhir kalinya. Setelah ini, aku tak mau ada wartawan yang datang ke studio apalagi saat malam seperti ini. Semua bodyguard itupun tak bisa bertindak apa-apa. Kalau perlu mereka harus mengusir jurnalis dan wartawan yang tak penting itu.”

“Yak! Kim Myungsoo. Jaga bicaramu. Kau tak akan menjadi terkenal seperti ini jika tak ada mereka. Jika cara bicaramu seperti ini terus itu akan berbahaya untuk karirmu.”

“Dan tentu saja juga untuk hidupmu kan?”

“Kau kira aku bekerja seperti ini untuk siapa? Ini aku lakukan untukmu.”

“Aku tahu. Tapi siapa yang mau memperkerjakan orang yang hanya lulusan junior high school.”

Tiba-tiba pamanku meminggirkan mobil dan menghentikan secara mendadak. Sontak itu membuatku kaget.

“Kau seperti menganggap aku seorang pengemis yang rela bersujud di bawah kakimu demi satu sen uang. Baiklah, mulai hari ini aku akan mengundurkan diri menjadi managermu. Malam ini dan seterusnya aku juga tak akan kembali ke apartemen. Aku bisa mencari pekerjaan yang jauh lebih baik daripada harus terus menemani anak yang sombong dan tak bisa diatur sepertimu,” kata paman Kim yang terlihat sangat marah. Kemudian paman Kim keluar dari mobilku dan menutupnya sangat keras.

“Aku yakin kau tak akan benar-benar melakukannya, paman,” kataku dengan santai. Lalu menyalakan mobilku dan meninggalkan paman Kim.


Author’s POV

“Dasar anak kurang ajar. Tak punya sopan santun. Eomma dan appamu adalah orang yang sangat baik. Kenapa dia mempunyai anak yang memiliki sifat setan sepertimu? Aku jadi menyesal mempunyai keponakan sepertimu,” teriak paman Kim sambil menendang-nendangkan kakinya tak jelas.


-----“IT’S NOT SKINSHIP”----

Sinar matahari dengan malu-malu masuk ke kamar seorang namja yang masih terjaga dalam mimpinya melalui celah-celah helaian kain yang menutup jendela yang berada di lantai 15 apartemen yang berada di kawasan Gangnam. Tampaknya namja itu mulai terganggu dengan sinar matahari yang semakin menyilaukan matanya. Namja itu pun segera bangun dan melemaskan otot-otonya. Namja yang bernama Kim Myungsoo itu turun dari bed king sizenya dan menuju dapur untuk mengambil minum.

“Paman,” teriak namja itu. “Paman,” lanjutnya. Namja itu tak mendapatkan jawaban dari orang yang dipanggilnya.

“Sepertinya perjaka tua itu benar-benar marah padaku,” katanya sambil duduk di sofa depan televisi. “Untunglah, hari ini aku tidak ada jadwal. Jadi tanpa dia pun tak akan jadi masalah,” lanjutnya.


-----“IT’S NOT SKINSHIP”----

Suzy’s POV

Kantin menjadi tempat terfavorit para murid setelah bel istirahat berbunyi. Begitupun denganku. Saat ini aku sedang duduk dengan teman-temanku. Lee Gikwang, Lee Ri Ah dan Lee Yeon Hae. Entah ini kebetulan atau telah direncanakan Tuhan jika 3 sahabat terbaikku itu bermarga Lee semua. Harusnya aku pun juga bermarga Lee agar persahabatan ini tampak lebih sempurna meskipun saat ini juga tak kalah sempurna.

“Suzy-ah, bagaimana persiapanmu untuk School Festival Music?” tanya Lee Ri Ah, yeoja yang tampak judes namun sangat baik hati.

“Kau tahu kan aku selalu siap untuk menghadapi lomba tersebut. Bahkan jika itu diadakan sekarang, aku siap. Kim seosangnim pun tak henti-hentinya memujiku,” jawabku yang selalu percaya diri seperti biasa.

“Sebenarnya setan apa yang merasukimu, Bae Suzy?” tanya Lee yang lain. Lee yang ini adalah yeoja yang dari wajahnya saja dapat dilihat jika dia adalah sosok yang perhatian.

“Ani,,justru malaikat cantiklah yang merasukiku,” jawabku semakin percaya diri.

“Aku setuju. Jika Suzy dirasuki oleh malaikat cantik,” ucap Gikwang dengan semangat.

“Aku tahu kau menyukai Suzy, makanya kau menyetujuinya,” kata Ri Ah yang ditujukan pada Gikwang.

“Aniya, aniya. Bukankah Suzy benar-benar cantik. Buktinya saja banyak sunbae yang suka padanya,” bela Gikwang.

“Suzy-shi, ini ada hadiah untukmu,” kata namja yang tampaknya satu angkatan denganku. Namun aku tak tahu dengan pasti namanya.

“Ini dari siapa?” tanyaku dengan wajah kebingungan. Meskipun ini bukan hal pertama yang aku alami, tetap saja aku merasa kaget.

“Minho hyung,” jawab namja itu singkat.

“Sampaikan teimakasihku pada minho sunbar dan lain kali tak usah memberikan aku hadiah lagi. Aku rasa ini akan merepotkannya,” ucapku dengan tulus.


Author’s POV

Di salah satu otak, pengunjung kantin ini merutuki apa yang ia dengar dan lihat. Dia tampak sangat kesal terhadap Suzy.

“Kenapa harus selalu Bae Suzy? Kenapa semua namja menyukainya? Kenapa minho oppa juga harus menyukainya? Bae Suzy, kau harus segera kuhancurkan.”


TBC


Siapakah yeoja yang bertemu dengan Woohyun? Lalu siapakah yeoja yang membenci Suzy?
Di Chapter 1 ini belum ada moment Myungzynya. Mereka juga belum saling mengenal. Mungkin pada Chapter 2, mereka baru bertemu.

Maaf jika ada typo. Mohon komentarnya. Satu komentar memberikan author 1000 kali lipat semangat buat nulis...

1 komentar:

  1. Annyeonghaseyo πŸ‘‹πŸ˜ƒ
    FF nya JJAANNGGG.... πŸ‘Œ
    Aku readers baru.. 😁
    Semangat Min πŸ‘

    BalasHapus